Jumat, 30 November 2012

Membuat Larutan EM4 Sendiri

Pada postingan saya terdahulu Cara Mudah dan Murah Mengolah Sampah Rumah Tangga  sudah disajikan bagaimana cara mengolah sampah keluarga.

Pada proses tersebut diperlukan suatu mikroorganisme pengurai yang lazim disebut Efektif mikroorganisme yang disebut EM, dalam beberapa produk yang banyak dijual dinamakan EM4.  
Larutan ini bisa dibeli ditoko-toko pertanian, bisa juga dibuat sendiri. 
Larutan ini selain mempercepat proses pembusukan juga mengurangi bau tidak sedap yang biasa muncul ketika kita mengolah sampah.  

Pada beberapa peternakan juga ada yang memanfaatkan EM ini sebagai bahan untuk mengurangi bau pada limbah ternaknya.

Langkah pembuatannya sangat sederhana yaitu :

  1. Sediakan air kelapa 1 liter + ragi 1 ons + gula merah 1 ons
  2. Campur ragi yang sudah dihaluskan dengan gula merah yang sudah disisir/diiris halus ke dalam air kelapa
  3. Aduk rata dalam wadah/baskom sampai gula larut, lalu masukkan kedalam botol
  4. Tutup rapat dan setiap hari tutup botol harus dibuka untuk melepaskan gas CO2.  Buka sebentar saja lalu tutup kembali. proses buka tutup ini dilakukan selama 30-40 hari
  5. Setelah 1 bulan larutan EM sudah dapat digunakan untuk menyiprati sampah basah/sampah organik yang ada di dalam wadah pengolahan sampah atau wadah komposter aerob.
  6. Larutan yang jadi akan berbau harum seperti bau tape. jika larutan berbau busuk berarti prosesnya gagal karena telah terjadi kontaminasi.
Mudah kan,,
Selamat mencoba
Read More »

Cara Mudah dan Murah Mengolah Sampah Rumah Tangga


Secara alamiah sebenarnya sampah organik akan hancur sendiri terutama jika ditimbun di dalam tanah, karena akan mengalami penguraian oleh mikro organisme. Proses penguraian sampah sampai hancur memerlukan waktu yang lama, dan teknik menimbun sampah hanya bisa dilakukan di rumah yang memiliki kelebihan lahan. Sementara di wilayah perkotaan, lahan menjadi barang yang mahal dan tidak memungkinkan lagi dengan cara penimbunan sampah.

Ada cara yang mudah dan sederhana dalam menguraikan sampah organik dengan waktu yang relatif singkat, asal memenuhi persyaratan tentang kondisi suhu, udara, dan kelembaban. Dalam proses fermentasi tersebut sampah akan meningkat suhunya yang berarti mikroba beraktifitas, memproses  sampah menjadi kompos. Suhu yang optimal agar proses pengomposan berjalan baik harus dipertahankan pada 45C-65C. Jika terlalu panas, maka harus dibolak balik paling tidak dalam kurun waktu 1 minggu sekali.

Bahan-bahan dan Peralatan:
  1. Di dalam rumah (dapur) disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk tempat sampah organik (sayuran, kulit buah) dan sampah anorganik (plastik, kertas). Atau pada waktu memasak, agar sampah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik pada kantong plastik yang berbeda.
  2. Sediakan bak plastik atau drum yang dibawanya diberi lubang, untuk mengeluarkan kelebihan air. Agar kelembaban terjaga di atas bak/drum nantinya ditutup dengan goni, triplek atau karton
  3. Dasar bak/drum diberi tanah atau pasir untuk menyerap kelebihan air, dan tidak boleh kena air hujan dan kena sinar matahari langsung. Jadi hasus diletakan di bawah atap.

Cara Pembuatan:
  1. Campurkan sampah basah (sayuran, kacang-kacangan, kulit buah) dan sampah kering (dari dedaunan) yang telah dicacah kecil-kecil;
  2. Tambahkan sedikit kompos yang sudah jadi, tanah, dan dolomite (kapur), dan dipercikan air sedikit.  Campuran kompos, tanah dan dolomite tersebut mengandung mikroba yang akan merubah sampah menjadi kompos.
  3. Pembuatan kompos dapat dilakukan sekaligus atau secara berlapis setiap hari. Setelah dapat 1 minggu campuran di aduk-aduk secara merata.
  4. Pada minggu 1 dan minggu 2 mikroba bekerja mengurai sampah, sehingga suhu meningkat sekitar 40C.
  5. Pada minggu ke 5 dan minggu ke 6 suhu kembali normal, yang berarti proses pengomposan berhenti. Tanda kompos berhasil dengan baik, campuran menjadi kehitaman. Kompos tidak berhasil jika campuran basah dan berbau busuk.
  6. Sebaiknya kompos diayak dipisahkan kompos yang halus dengan yang kasar, kompos yang kasar dapat sebagai campuran dalam pembuatan kompos berikutnya.
  7. Proses pengomposan dapat berhasil dengan baik, jika dapat mengendalikan kondisi suhu, kelembaban, dan oksigen. Agar mikroba dapat berkembang biak dan memproses sampah secara optimal.
  8. Agar sampah lebih cepat berproses menjadi kompos dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan Efective Microorganism (EM-4) yang bisa dibeli di toko pertanian atau membuat sendiri.

Kegunaan Kompos
Kompos sangat efektif sebagai pengganti pupuk anorganik, yang selama ini banyak digunakan petani. Penggunaan pupuk anorganik mempunyai dampak yang kurang ramah lingkungan karena mengandung bahan-bahan kimia. Penggunaan kompos sangat ramah lingkungan karena dibuat dari bahan-bahan organik, seperti dedaunan, sayuran, kulit buah.


Selamat mencoba
Read More »